8760 Jam
Posted by Aulia RA , Sunday, 5 April 2015 22:40
Aku membayangkanmu sudah menungguku diluar, menjemputku. Lalu kamu memanggil namaku dengan suara khasmu. Suara yang telingaku sudah berteman akrab namun begitu kurindukan. Satu hal yang aku lakukan saat itu,tersenyum lebar kepadamu, ingin memelukmu tapi aku malu. Tatapan yang menusuk, jemari tangan yang menghangatkan. Seketika sirna penat seharian.
Aku membayangkanmu sudah berada disamping ranjangku, membangunkanku. Aku tak mau bangun, berat rasanya untuk membuka mata. Selimut masih melekat, bantal guling pun menggoda untuk dipeluk. Namun, belaian tanganmu di rambutku dan kecupmu di keningku laiknya sihir yang langsung membuatku terjaga. Dirimu, mentari pagiku, tersenyum manis seraya berkata "selamat pagi".
Aku membayangkanmu membawakanku sekotak coklat. Kamu menantangku berlomba. Siapa yang memakan potongan terakhir, dia yang akan menang. Aku masih mengunyah potongan coklat, sementara tanganmu telah siap mengambil sepotong yang terakhir. Aku pasrah sambil menelan kunyahan coklat. Potongan terakhir sudah ditanganmu, tetapi kamu suapkan kepadaku. "Yeey, kamu menang!", serumu. Aku cemberut namun segera berubah menjadi tawa kecil.
Aku bahagia melihat mereka sering bersama. Memasang foto bersama, bertualang bersama, dan hidup bersama. Itu bukan picisan tapi sebentuk kebahagiaan. Mungkin tak ada yang bisa membuat begitu bahagia selain kebersamaan. Tak ternilai, saking mahalnya.
Jam terus berganti. Dapat kudengar suara detiknya. Hingga 8760 jam, hal yang kubayangkan adalah semu. Tak ada sambutan, tak ada ucapan, tak ada perkataan. Tetes air mata mengiringi pergantian tiap detiknya.
Kepada kamu dari hati yang masih bertahan.
Parakan, 5 April 2015 | 23:23
Aulia RA
Post a Comment