Kepada Kamu dari Hati yang Selalu Menunggumu

Posted by Aulia RA , Wednesday, 15 April 2015 20:32

Kepada kamu...

Ada yang bilang,
"Mencoba mendidik cinta dengan jarak dan mengajar sayang dengan waktu, agar ia berujung pada keikhlasan.
Belajar memiliki dengan berserah, berdekatan melalui jauh, dan berharap semuanya semakin jernih.
Mari salahkan jarak yang mengundang rindu, yang salah bila dipendam, dan bertambah bila dipandu.
Kita memang yang lemah ketika berhadapan dengan rasa, namun itulah indah dan pertanda kita masih manusia.
Tak banyak waktu bisa kuberi, namun satu hal yang bisa aku janji, apa yang ada padaku pasti aku bagi.
Wajar ada jumpa ada pisah, bukan dunia yang masalah, tapi surga yang jadi arah.
Semoga setelah ujian ini kita semakin bernilai dan terhadap kewajiban-kewajiban kita tak lalai.
Jangan tanyakan apakah ini perjumpaan terakhir kali, yang kita tahu pasti hanya padaNya semua akan kembali."


Disudut ruangan ini aku menangis tiap malam. Ketika aku mengingatmu, ketika rindu yang semakin lama semakin menyiksaku. Ketika aku terus menunggumu. Yang semakin larut semakin menyesakkan. Dan aku hanya bisa berharap dan berharap, aku masih memiliki sedikit waktu untuk merasakan dirimu, dirimu yang nyata. Bukan dirimu di dalam mimpiku dan di dalam bayanganku saja. Aku tak mau. Aku ingin lebih dari itu. Wujud yang tiga dimensi, bukan dua dimensi. Wujud yang sama seperti diriku. Manusia. Manusiamu.

Maaf, aku manusia, aku punya keinginan. Aku boleh kan menginginkanmu?

Lalu kepekatan rindu itu mengantarkanku pada keadaan bernama jenuh. Aku jenuh, benar-benar jenuh. Aku tidak sabar menghadapi ini. Maafkan aku.

Sabar, percaya, ikhlas, adalah hal yang sangat sulit buatku. Sekolah pun tak cukup mengajari ini. Kehidupan lah yang mampu. 

Melewati berbagai ujian di hidup, sepertinya sudah aku lakukan beberapa. Dan sekarang adalah proses dari ujian yang lain. Kamu mau membantuku melewati ini, kan? Aku tidak bisa melakukannya sendirian, aku butuh kamu. 

Belajar, belajar, dan belajar. Itu yang selalu aku lakukan sampai saat ini. Pun ketika aku jatuh, aku bangkit, jatuh lagi, bangkit lagi, lagi-lagi aku jatuh, lagi-lagi aku bangkit, begitu seterusnya. Karena hidup memang begitu.

Aku berjanji padamu, aku akan membagi semuanya kepadamu. Tak usah khawatir. Sekarang aku masih mencicil sedikit demi sedikit apa yang hendak kubagikan. Akan tiba waktunya nanti saat semua aku bisa berikan kepada kamu. Yang sabar, ya?

Diatas langit masih ada langit, apalagi yang namanya manusia akan selalu memandang yang ada diatasnya. Banyak yang lupa untuk memandang ke bawah, terlebih untuk bersyukur. Bersyukurlah dengan apa yang sudah kamu miliki sekarang. Nafsu tak ada habisnya, hati yang bisa membatasi. 

Hanya rasa syukur yang menghentikan pencarian dan cukup dengan mengembangkan apa yang sudah dimiliki. Sekali lagi, tak banyak hal yang kupinta, cukuplah berhenti disini dan tetaplah menyisipkan tangan di jariku untuk kembali. Jadikan aku surga yang selalu kamu rindukan.

Aku mencintaimu. Selalu.
Kepada kamu dari hati yang selalu menunggumu, mengharapkanmu, dan mencintaimu.[]

Parakan, 15 April 2015 | 20:28
Aulia RA

0 Response to "Kepada Kamu dari Hati yang Selalu Menunggumu"

Post a Comment