Dari Kugy Kepada Keenan

Posted by Aulia RA , Tuesday, 20 May 2014 16:46

Hari ini aku bermimpi.

Aku bermimpi menuliskan buku dongeng pertamaku.
Sejak kamu membuatkanku ilustrasi-ilustrasi ini,
aku merasa mimpiku semakin dekat.
Belum pernah sedekat ini.
Hari ini juga aku bermimpi.
Aku bermimpi bisa selamanya menulis dongeng.
Aku bermimpi bisa berbagi dunia itu bersama kamu dan ilustrasimu.
Bersama kamu, aku tidak takut lagi menjadi pemimpi.
Bersama kamu, aku ingin memberi judul bagi buku ini.
Karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat,
segala sesuatunya ada, segala sesuatunya benar.
Dan Bumi hanyalah sebutir debu di bawah telapak kaki kita.
Selamat Ulang Tahun.

Dari Kugy Kepada Keenan
Perahu Kertas, Dee

Perahu kertasku kan melaju, membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila, tapi ini adanya
Perahu kertas mengingatkanku, betapa ajaib hidup ini
Mencari-cari tambatan hati, kau sahabatku sendiri
Hidupkan lagi mimpi-mimpi, cita-cita
Yang lama kupendam sendiri
Berdua, bisa kupercaya

Ku bahagia, kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada diantara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu

Tiada lagi yang mampu berdiri
Halangi rasaku cintaku padamu

Kepada Seorang Lelaki

Posted by Aulia RA , 11:31

Kepada lelaki disana
Yang memandangiku dari sudut
Hati sudah bersambut
Tapi jarak masih terpaut

Kepada lelaki disana
Yang memandangiku dibalik punggung
Perasaan terus menggunung
Dan suara hati terus menggaung

Kepada lelaki disana
Yang memandangiku dari jauh
Kita adalah sepotong hati yang utuh
Untuk menyakitinya korbankan peluh

Kepada lelaki disana
Yang memandangiku dalam diam
Kita sekuat logam
Terus menguat walau sampai malam

Kepada lekaki disana
Yang memandangiku dari tengah keramaian
Aku dan kamu bukanlah suatu keanehan
Untuk selalu bergandengan

Kepada lelaki disana
Yang menjadikanku bunga tidurmu
Setiap hari kita bertemu
Tapi hanya sekali dalam seminggu

Kepada lelaki disana
Yang menyebut namaku dalam doanya
Tak perlu banyak tanya
Untuk yakin mencintainya


Kepada seorang lelaki, dari seorang kekasih yang menantimu di ujung jalan sana.



Bintaro, Selasa, 20 Mei 2104
11.30 a.m

-Aulia Wijanarko-


Minggu Dini Hari

Posted by Aulia RA , Sunday, 4 May 2014 03:39

Ah, sudah jam segini ternyata
Aku masih berada dalam alam nyata
Enggan memasuki dunia maya
Yang penuh dengan gaya

Di Minggu dini  hari
Aku terus menanti
Datangnya saat-saat berarti
Yang mampu obati luka hati

Di Minggu dini hari
Aku lelah menanti
Datangnya saat-saat berarti 
Yang kian tak pasti

Di malam saat tahajud
Aku terlarut dalam sujud
Merasakan benda tak berwujud
Yang aku dapat hanya saat sujud

Di malam saat manusia tidur
Aku masih terpekur
Tak mampu lagi untuk mengukur
Seberapa besar nilai luhur

Ah, aku bosan
Menatap kilau perhiasan
Teringat batu nisan
Yang akan mengunci semua lisan

Aku malas
Beranjak meninggalkan alas
Yang terdiam tak membalas
Bisu bagai sebuah gelas

Aku bingung
Hanya menyisakan dengung
Kian lama kian bergabung
Kumpulan rasa berkabung

Di Minggu dini hari
Aku menyadari
Sungguh bodohnya diri
Termakan rasa iri

Di Minggu dini hari
Aku ingin lari
Meninggalkan duri-duri
Yang menancap di kulit ari

Minggu dini hari
Aku adalah seorang diri
Berlagak sok berani
Menuju ke kamar mandi


Bintaro, Minggu 4-Mei-2014
03.34 a.m

-Aulia Wijanarko-